By : Sabar Anantaguna
Adakah duka lebih duka yang kita punya
kawan meninggal dan darahnya kental dipipi
tapi kenangan kesayangan punya tempat dalam hati,
Adakah tangis lebih tangis yang kita punya
badan lesu dan nafas sendat didada
tapi hasrat dan kerja berkejaran didalam waktu.
Bila terpikir bila terasa bila kesadaran mencari dirinya
bila pernah ditakuti tapi juga disayangi
bila kalahpun berlampauan dan menang akan datang
adalah dada begitu sarat keinginan akan nyanyi
dan apakah yang aku bisa selain hidup.
adalah bangga lebih bangga yang kita punya
dipagi manis daun berbisikan tentang komunis
begitu lembut begitu mesra didesirkan hari biru.
Adakah cinta lebih cinta yang kita punya
sebagai kesetiaan yang berkibar diwaktu kerja
kawan meninggal dan darahnya kental dipipi
tapi kenangan kesayangan punya tempat dalam hati,
Adakah tangis lebih tangis yang kita punya
badan lesu dan nafas sendat didada
tapi hasrat dan kerja berkejaran didalam waktu.
Bila terpikir bila terasa bila kesadaran mencari dirinya
bila pernah ditakuti tapi juga disayangi
bila kalahpun berlampauan dan menang akan datang
adalah dada begitu sarat keinginan akan nyanyi
dan apakah yang aku bisa selain hidup.
adalah bangga lebih bangga yang kita punya
dipagi manis daun berbisikan tentang komunis
begitu lembut begitu mesra didesirkan hari biru.
Adakah cinta lebih cinta yang kita punya
sebagai kesetiaan yang berkibar diwaktu kerja
Harian Rakjat, 6 April 1957
No comments:
Post a Comment